Selasa, 05 April 2011

HAKIKAT KEIKHLASAN

Allah swt berfirman "Dan tidalah aku ciptakan jin dan manusia kecuali hanya untuk beribadah kepadaku." Allah juga berfirman, "Dan tiadalah mereka diutus kecuali hanya untuk beribadah kepada Allah dengan tulus dan kepada agama yang lurus, dan mendirikan sholat serta menunaikan zakat dan demikianlah agama yang lurus." (al-Bayyinah : 5)
Dan firmanNya pula : "Dan katakanlah : sesunggunya sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah Tuhan Sang Penguasa alam".


Demikianlah hakikatnya Allah menciptakan manusia, hanya untuk mengabdi kepadaNya. hanya saja terkadang kita terlampau silau dengan perjalanan kita di dunia ini. Silau akan gemerlap harta, kecantikan atau ke"cakepan" kekasih (suami atau istri), anak-anak, jabatan, status sosial, gelar dan lain-lainnya. Hingga ketika kita beribadah kepada Allah pun selalu diikuti harapan dan keinginan atau dalam bahasa lain "income" bagi kehidupan kita. Sebagain contoh seringkali kita sholat dhuha, berpuasa daud atau senin dan kamis, beribadah haji, sholat tahajjud, sholat hajat, bersedekah, dan beribadah dalam bentuk yang bermacam-macam karena dalam hati kita terbesit hasrat, keinginan dan harapan "Agar rizkiku lancar, agar urusanku mudah, agar pekerjaanku sukses agar dagangku laris agar belajarku mudah, dan yang lebih sering lagi AGAR AKU DIMASUKKAN ke DALAM JANNAH-NYA. 

Jika memang seperti itu kita selama ini maka sungguh kita belum mencpai derajat KEIKHLASAN. Karena keikhlasan itu adalah ketika kita melakukan ibadah padaNya seperti selayaknya sang istri membuatkan secangkir kopi bagi suaminya, seperti sang suami yang menyisikan sebagian besar penghasilannya untuk anak dan istrinya. Semuanya atas dasar CINTA, tanpa berharap imbalan apapun, karena MEMENUHI KEBUTUHAN atau KEINGINAN mereka merupakan bagian dari KEBUTUHAN PRIBADINYA. Ada kepuasan dan kebahagiaan tersendiri ketika seseorang memenuhi keinginan dari orang yang dicintainya maka saya katakan sebagai "Sebuah kebutuhan". kebutuhan di sini adalah kebutuhan emosional. 

Begitu juga ketika kita beribadah kepada Allah, selayaknya adalah atas dasar cinta. bukan berarti Allah membutuhkan perngabdian kita, tentu bukan begitu. karea Dia "GHONIYYUN HAMIID". Dia Maha Kaya. Tetapi, pengabdian kita kepadaNya adalah justru menjadi suatu kebutuhan kita. kebutuhan seperti apa? seperti yang saya bilang tadi, kebutuhan emosional (bathiniyyah). Sehingga yang kita harapkan hanyalah KERIDHOANNYA, bukan agar kita mendapat income dari ibadah itu, bukan pula karena surgaNya atau takut akan nerakaNya. Karena ketika Dia telah riho atas apa yang kita lakukan, "seakan" kita PUAS karena membuat yang kita CINTAI senang atas apa yang kita lakukan. 

Memang mencapai semua ini sangatlah sulit, hanya orang-orang tertentu saja, tapi kita harus berupaya meraihnya. 
Semoga Allah menuntun kita kepada agama yang lurus dan menjadikan kita sebagai hambaNya yang senantiasa ikhlas dalam segala hal. Amin. 
Wallahu a'lam bisshowab.